Motif yang awalnya dipopulerkan oleh Mary Gregory pada abad sebelum 1900an menjadi populer di seluruh dunia, dan tentunya memancing para pengikut, untuk menghadirkan style Mary Gregory di berbagai media glass/kaca. Motif paling populer mungkin yang disebut sebagai motif 'bidadari', motif 'noni' dsb dll... kebanyakan karakternya kanak2. Motif2 tersebut terbuat dari enamel yang selalu berwarna putih.
Di Indonesia, banyak ditemukan aplikasi style Mary Gregory pada set kinangan kaca, terutama pada wadah daun sirihnya. Bukan buatan baru tentunya. Influence/pengaruh/trend ini kemungkinan dimulai sejak jaman Belanda karena style ini begitu 'in' di Eropa juga. Karena bentuknya yang tidak konvensional, bahannya dan motifnya yang lebih indah daripada kebanyakan kinangan tradisional (menurut sebagian orang jaman itu ya...), paling tidak kinangan ini menjadi populer di beberapa daerah di Indonesia, sampai ada yg menyebut 'kinangan Palembang'. Kinangan kaca yang di Indonesia buatan mana? Saya tidak tahu...tapi peredarannya ada di mana2...
Kinangan kaca2 tua yang beredar di Indonesia terbuat dari kaca yang tebal dan berat, terlebih di bagian wadah daun sirihnya (tebal, berat dan lebih bening dengan motif enamel putih). Contohnya kinangan kaca merah ini. Saya kesulitan saat mem-foto untuk meyakinkan ketujuh items dari set yang sama, karena wadah daun sirihnya begitu menyolok....
Alas nampan bagian dalam lapisan chromnya kalah sama karat. Masih bisa dicat sih.. |
Pada bibir atas masih ada bekas 'emas' |
Begitu juga pada alas, masih ada bekas 'emas', padahal beberapa bagian sudah tidak rata |
Memang ternyata sebagai focus point, wadah daun sirih pasti lebih kinclong, lebih dekoratif dibandingkan bagian wadah kaca bertutup kuningan. Sold, trims...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar